Rabu, 04 April 2018

KOMPETENSI DAN KREATIFITAS SDM DIERA DIGITAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi digital diera globalisasi abad ke-21 membawa berbagai dampak dan tantangan bagi masyarakat dunia. Salah satu  dampak dan tantang terbesar terjadi pada sumber daya manusia. Perusahaan- perusahaan teknologi dunia dalam abad ini mulai mengembangkan dan memasarkan teknologi canggih dengan istilah “smart teknologi” yang berfungsi untuk menggantikan peran manusia. Perusahaan- perusahaan dan juga pemerintah negara berkembang dan maju  pun ikut menyambut dengan baik hadirnya teknologi canggih tersebut. Salah satu jenis teknologi yang paling digandrungi baik oleh para pembisnis ataupun pemerintah  di zaman ini ialah teknologi digital. Sehingga saat ini kita memasuki era dimana dikenal dengan era digital, karena hampir semuah segi kehidupan kita menggunakan teknologi digital.
Teknologi digital merupakan teknologi yang sistem pengoperasionalannya tidak lagi banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi lebih cenderung pada sistem otomatis komputerisasi.(Alafarizi, dalam Academika Edukasi 2017). Akibat nya bukan saja fungsi dari tenaga kerja  yang diambil alih, sehingga perusahaan- perusahaan justru mengurangi tenaga kerja, tetapi juga diera digital saat ini  perusahaan- perusahaan membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi dan kualitas terbaik yang mampu beradaptasi dan berinovasi dengan teknologi yang terus berubah. Ditambah lagi dengan terjalinnya hubungan kerjasama sebagai dampak dari globalisasi saat ini  sumber daya manusia disuatu negara bukan saja menghadapi tantangan akan hadirnya teknologi  tetapi juga sumber daya manusia dari negara lain dibelahan bumi karena mudanya arus informasi dan transportasi serta  hubungan kerjasama antar negara dan regional. Inilah juga  yang kini menjadi tantangan terbesar bagi sumber daya manusia indonesia,. Semenjak memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean,  warga Indonesia bukan saja bersaing dengan sesama  warga negara indonesia tetapi  warga negara  asia tenggara lainnya bahkan juga  warga Asia ,Eropa, Afrika, Australia dan Amerika. Sehingga tidak ada solusi lain bagi Indonesia selain memperkuat sumber daya manusia nya sehingga mampu bersaing dengan Sumber daya manusia dari negara lain. Berdasarkan uraianya diatas maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai apa saja yang menjadi tantangan bagi Sumber daya manusia indonesia dalam era digital, serta bagaimana cara memperkuat sumber daya kita sehingga mampu untuk bersaing dan tetap eksis diera digital.



 1.2 Rumusan Masalah
       Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka rumusan masalah dala penulisan makalah ini ialah
1.    Tantangan apa saja yang dihadapi oleh SDM indonesia diera digital?
2.     Bagaimana cara memperkuat sumber daya Manusia  kita sehingga mampu untuk bersaing ?
1.3 Tujuan
  1. Mengkaji apa saja yang menjadi tantangan yang dihadapi SDM indonesia diera digital
  2. Menganalisis cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat mutu SDM indonesia sehingga mampu bersaing diera digital.
 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tantangan Sumber Daya Manusia Diera Digital
            Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya bergantung dari permodalan secara rill yaitu bentuk uang, namun salah satu hal yang juga berpengaruh adalah sumber daya manusia yang ada didalamnya. Sumber daya manusia adalah sekumpulan orang yang menerima perintah atau instruksi untuk kemudian dilaksankan.(Murtie, 2012: 2).  Sementara Hasibuan dalam Human Capital jurnal menjelaskan arti sumber daya manusia sebagai kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Selanjutnya Sonny Sumarsono (2003:4,)menjelaskan bahwa Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat kita pahami bahwa Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi pemerintah maupaun perusahaan swasta.
            Perkembangan dalam teknologi dan perubahan global dalam lingkungan menuntut perubahan  dilingkungan bisnis dan juga kini ke lingkungan institusi pemerintahan.khususnya pada sumber daya manusia. Hadirnya teknologi digital saat ini membuat perusahaan- perusahaan mulai melakukan perubahan untuk menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia ke teknologi. Teknologi digital merupakan  teknologi yang sistem  pengoperasionalannya tidak lagi banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi lebih cenderung pada sistem otomatis komputerisasi.(Alafarizi, dalam Academika Edukasi 2017). sehingga pengurangan pegawai pun sering terjadi saat ini. Selain berdampak pada pengurangan fungsi tenaga kerja manusia karena digantikan oleh teknologi, perubahan menggunakan teknologi digital juga dilakukan pada sistem administrasi dan operasional perusahaan. Sehingga SDM yang dimiliki oleh perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dan menggunakan teknologi yang ada dan juga SDM dituntut untuk terus belajar dan berinovasi mengikuti setiap perubahan. Hal- hal inilah yang menjadi tantangan pada SDM indonesia baik disektor bisnis maupun sektor publik.
2.1.1  Tantangan SDM Sektor Bisnis
             Berdasarkan  Laporan PwC yang diluncurkan  pada awal bulan desember tahun 2017 dengan judul People strategy for the digital age” menemukan bahwa para CEO meyakini teknologi berdampak pada seluruh aspek bisnis. Seiring dengan perombakan total strategi fundamental perusahaan, maka strategi perusahaan tentang SDM juga harus dirombak. Mereka melihat bahwa teknologi menggerakkan tidak hanya peluang untuk menggali pasar baru, namun juga ancaman yang mengubah segalanya di sekeliling mereka. Mulai perubahan perilaku konsumen, sampai perubahan ekspektasi dari karyawan ketika mencari tempat bekerja. Para CEO merespon perubahan ini dengan menjajaki model bisnis, sektor dan kemitraan baru yang tak terduga sebelumnya – dalam upaya agar dapat beradaptasi dengan cepat, memelihara pertumbuhan perusahaan, serta mempermudah akses agar dapat menemukan karyawan sesuai keahlian yang mereka perlukan.
Sebagian besar CEO menyetujui bahwa terdapat tiga perkembangan teknologi yang mengubah tataran bisnis yakni teknologi mobile untuk berhubungan dengan konsumen, pengumpulan data dan analisa, dan kemanan ciber. Selama ini, para CEO telah berfokus pada penggunaan teknologi digital sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan efektifitas, menurunkan biaya, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Sekarang, prioritas utama bagi para CEO adalah perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dan kesempatan dari digital strategi. Namun yang menjadi hambatannya ialah kurangnya tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keahlian dibidang digital. Sehingga hal ini  telah menjadi perhatian utama para CEO. Sebesar 73% menyebutnya sebagai ancaman bagi bisnis mereka, dibandingkan dengan hanya 46% enam tahun yang lalu. Era digital telah mengubah sesuatu yang awalnya hanya berupa kekhawatiran menjadi suatu tantangan; 81% CEO mengatakan mereka mencari SDM dengan campuran keahlian yang lebih luas dari sebelumnya. Perusahaan akan perlu untuk secara cepat dan efektif, mengembangkan kemampuan organisasi mereka untuk beradaptasi dan berinovasi.
Revolusi digital membentuk pendekatan baru terhadap SDM. Survei PWC menemukan bahwa SDM seperti berikut inilah yang semakin dicari oleh para CEO:
  • SDM yang memiliki keahlian khusus mendalam, namun memiliki pemahaman yang luas dan kemampuan menyelesaikan masalah terhadap berbagai isu.
  • Keahlian yang semakin ‘Hybrid’ dan kemampuan untuk berhadapan dengan kompleksitas.
  • Para pekerja lepas, dan konsultan spesialisi
Standar SDM yang sesuai dengan kriteria inilah yang sulit dicapai oleh sumber daya manusia indonesia.
 Sehingga ini menjadi tantangan yang cukup besar, karena saat ini dengan adanya hubungan kerjasama antar negara memampukan warga negara asing untuk bekerja di indonesia, sehingga apabila tenaga kerja di indonesia tidak bisa memenuhi kualifikasi yang diingkan oleh CEO tadi, maka mereka tentu akan menerima tenaga kerja dari luar. Apalagi degan terbukanya arus informasi dan sistem perekrutan yang telah berubah kearah digital dengan sistem online, maka warga negara darimanapu memiliki kesempatan yang sama, asalkan ia memenuhi kriteria.  Seperti kita ketahui saat ini indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang juga menjadi salah satu tantangan terbesar bagi tenaga kerja indonesia , karena dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang ketenagakerjaan. MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan sehingga MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang selama ini tertutup atau minim tenaga asingnya. Saat MEA berlaku, di bidang ketenagakerjaan ada 8 (delapan) profesi yang telah disepakati untuk dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan (Media Indonesia, Kamis, 27 Maret 2014 dalam Paramudio).
       Selain mengenai keahlian dan tenaga kerja dari luar, tantangan selanjutnya bagi SDM indonesia diera digital ialah tuntutan untuk merubah budaya kerja dan mindset. Neal Cross, Managing Director and Chief Innovation Officer of DBS Bank  melalui beritasatu, mengatakan hambatan untuk melakukan transformasi digital bukan terletak pada teknologi, tetapi bagaimana mengubah mindset manusia (SDM) untuk segera mengubah pemikiran menyambut era digital saat ini. Hal ini dibutuhkan usaha yang terus menerus, sehingga transformasi digital bisa segera terwujud. Sementara diera digital saat ini SDM dituntut untuk  dapat bekerja lebih cepat, tepat dan bagaimana menghasilkan produk baik itu barang dan jasa yang sesuai dengan permintaan konsumen. Bahkan CEO saat ini menginginkan perusahaannya memiliki SDM yang mampu untuk membaca dan menganalisis perubahan trend dan permintaan pasar. Sehingga hanya SDM dengan kualitas dan keahlian terbaiklah yang akan dipinang oleh perusahaan.
2.1.2  Tantangan SDM Sektor Publik
            Pandangan banyak pihak yang menganggap menjadi Aparatur Sipil Negara(ASN) merupakan sebuah pekerjaan yang paling kecil tantangan dan tekanannya kini tidak bisa lagi kita benarkan. Karena kini dengan hadirnya teknologi digital, aparatur sipil negara juga mengalami tekanan dan tantangan untuk menghadapi berbagai tuntutan perubahan. Sumber daya manusia aparatur birokrasi harus terus berbenah menghadapi era globalisasi agar tidak kalah dalam persaingan. Pasalnya, era globalisasi yang sedang menuju pada tahapan megatrend arus globalisasi 2.0 membuat semua negara saling berlomba mengejar ketertinggalannya. Kepala LAN, Erna irawati dalam Website berita LAN 25 Juli 2017 mengatakan bahwa Megatrend menuju globalisasi tahun 2030 saat ini sudah mulai bergerak dengan sangat cepat. Hal ini ditandai dengan beberapa hal seperti masuknya pengaruh modernisasi dari dunia barat ke dunia timur yakni dengan pemanfaatan teknologi digital dalam pelayan publik.  Indikasi lain yang menandai derasnya arus globalisasi adalah era digital atau digitalisasi dihampir semua sektor kehidupan. Perkembangan teknologi digital saat ini membuat setiap orang terkoneksi dengan hal apapun yang terjadi bahkan tanpa diminta.  Trend ini harus disadari setiap entitas individu di organisasi, khususnya organisasi pemerintah agar  selalu ambil bagian dalam setiap perubahan yang ada. tahap ini adalah era kompetisi. Siapa yang mampu berkompetisi dan memiliki kompetensi dialah yang akan menjadi juara dalam pertarungan.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik, Kemenpan dan Reformasi Birokrasi, Herman Suryatman  melalui Berita Web RRI, mengatakan kualitas dari Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap tahun meningkat kendati peningkatannya belum optimal. Diakui tantangan yang akan di hadapi oleh ASN diera digital dan IT, sangat berat. Daya saing Indonesia merosot dari peringkat ke-37 tahun lalu menjadi peringkat ke-41 tahun ini dari 138 negara. Salah satu penyebab rendahnya daya saing Indonesia adalah birokrasi yang tidak efisien sehingga menjadi tugas pemerintah untuk merampingkan birokrasi sehingga menjadi efisien. 
            Tantangan selanjutnaya bagi ASN ialah, tuntutan dari masyarakat yang kini mau dilayani lebih cepat, mudah dan tepat. Diera digital saat ini bukan suatu mengejutkan, kalo masyarakat menginginkan pelayanna dari birokrasi yang yang berkualitas, efektif dan efisien, sehingga ASN juga harus berbenah diri. Salah satu solusi untuk dapat menjawab tuntutan masyarakat ialah dengan menggunakan pelayanan digital. Namun sayangnya sesuai dengan pernyataan Herman Suryatman , kualitas ASN kita masih sulit untuk memenuhi tuntutan tersebut.
2. 2  Menjawab Tantangan Era Digital
             Berbagai  perubahan diera digital yang menjadi tantangan bagi SDM indonesia baik disektor bisnis dan Instansi pemerintah tentunya membutuhkan solusi, sebagai strategi untuk memperbaiki kualitas SDM yang dimiliki sehingga mampu untuk bersaing dengan SDM dari luar dan mampu untuk berinovasi untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.  Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Pemerintah ataupun  perusahaan swasta untuk menjawab tantangan SDM diera digital.
2. 2.1  Lembaga Pendidikan: Pengembangan Jurusan Baru
            Beberapa waktu lalu, presiden Joko widodo dalam acara diesnatalis universitas Diponegoro menyampaikan,saat ini universitas harus mengembangkan jurusan- jurusan baru untuk memenuhi SDM yang sesuai dengan  permintaan pasar kerja. Sebelumnya dalam kunjungannya ke  Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin, Jokowi mengkritik sistem pendidikan di Indonesia. Jokowi menilai pendidikan Indonesia tidak mengikuti perkembangan zaman, baik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sampai di level universitas.(Merdeka.com 8 Agustus 2017). Tentunya apa yang disampaikan oleh presiden ini bukan tanpa alasan, mengingat diera digital saat ini, perusahaan- perusahaan dan juga instansi pemerintah, membutuhkan SDM dengan kompetensi yang baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Oleh karena itu Sekolah Kejuruan(SMK) dan Perguruan tinggi khusunya sebagai lembaga pendidikan yang paling utama untuk menyiapkan SDM dipasaran kerja, harus biasa mengikuti tuntutan dimasanya yang mengingkan SDM dengan kompetensi yang sesuai, khusunya bagian teknologi. Lebih lanjut Presiden bahkan menyarankan agar Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) untuk membuka jurusan  baru seperti jurusan mekatronika, logistik, ritel, atau jurusan animasi. Dan di perguruan tinggi untuk mengembangkan jurusan baru berupa human development, Pengembangan SDM, ritel management, logistic management, grand building. Ia menilai jurusan- jurusan tersebut sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi muda kreatif yang bisa menghadapi tantangan zaman. Hal ini penting agar SDM kita dapat siap bersaing dengan SDM dari luar, karena Lembaga pendidikan sudah membentuk dan mempersiapkan SDM tersebut sesuai standar atau kriteria yang diharapkan.  
            Mcdonnell dan Sikander (2017) menyatakan bahwa, Lembaga pendidikan memang menjadi slaah satu yang berperan penting untuk melahirkan SDM yang sesuai dengan permintaan para HRD perusahaan.  Bahkan dari hasil penelitian mereka di India yang merupakan sama negara berkembang seperti Indonesia, menyatakan bahwa saat ini para HRD perusahaan membutuhkan SDM dengan Kompetensi atau ilmu yang baru, dan juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri .  oleh karena ini sudah seharusnya lemba pendidikan indonesia khusunya Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi memperbaharui jurusan- jurusan sehingga SDM Indonesia dapat memiliki ilmu dan kompetensi yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja. Ulrich et al. 2013; Makela et al. 2012)  melalui jurnal ilmiahnya dalam Mcdonnell dan Sikander (2017)  menyatakan bahwa saat ini pendidikan sangat dibutuhkan untuk melahirkan SDM yang memiliki  pengetahuan bisnis yang lebih luas, pengalaman global dan kemampuan untuk memberikan strategi komunikasi melalui keterampilan interpersonal yang efektif dan kemampuan untuk memberlakukan perubahan
2. 2. 2 Pengembangan Kompetensi ASN
Sementara itu dilingkungan instansi pemerintahan, pengembangan kompetensi ASN merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mencetak ASN yang memiliki kompeten untuk menggunakan teknologi digital dan kecakapan untuk memimpin dan mengelolah SDM yang ada dalam instansi untuk dapat melayani masyarakat sesuai dengan standar. organisasi pemerintah, di mana kinerja pegawai terkait erat dengan penyediaan layanan kepada publik. Meskipun merupakan sebuah organisasi nonprofit, pegawai harus memiliki standar kualifikasi tinggi karena hal tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas lembaga pemerintah. Salah satu indikator yang dimiliki oleh pegawai adalah pendidikan. Faktor-faktor lain dari pengembangan sumber daya manusia memiliki hubungan dengan kinerja pegawai seperti pengembangan karir, mutasi, promosi pekerjaan, dan kompensasi. Melalui pengembangan tersebut, pegawai akan bekerja dengan prinsip transparansi dan profesionalisme (Kalangi, 2015: 2).  Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seorang pegawai membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama kariernya. Persiapan karir jangka panjang dari seorang pegawai untuk serangkaian posisi inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan pegawai.  Patrick (2000) dalam Kalangi menjelaskan bahwa Pelatihan dan pengembangan merupakan faktor penting yang mempengaruhi penilaian kinerja. Pengembangan  dapat didefenisikan sebagai pengembangan sistematis pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan tugas tertentu atau pekerjaan secara efektif. Pengembangan juga dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral pegawai  sesuai dengan kebutuhan jabatan. Tujuan pengembangan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja (Hasibuan dalam Hafid, 2015:1)
Adapun selain pengembangan, saat ini pemerintah juga telah melakukan perekrutan ASN dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, yang mengikuti perubahan diera digital. Sementara selain itu proses pengembangan kompetensi ASN dapat berupa pelatihan. Pelatihan adalah proses terencana untuk mengubah sikap/prilaku, pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman belajar untuk mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan.(Simanjuntak,1985 dalam Hafid ). Pelatihan dimaksudkan untuk  meningkatkan keterampilan pegawai baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal berarti memperluas keterampilan jenis pekerjaan yang diketahui, sedangkan vertical memperdalam satu bidang tertentu.  Pendidikan dan pelatihan pegawai memberi kontrbusi pada peningkatan produktivitas, efektitas dan efisiensi organisasi.Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai harus diberikan secara berkala agar setiap pegawaiterpelihara kompetensinya untuk peningkatan kinerja organisasi. Oleh karena ini program pelatihan harus mendapat perhatian  melalui perencanaan kebutuhan diklat bagi pegawai setiap pegawai.  Dalam pelatihan diberikan instruksi untuk mengembangkan keahlian yang dapat langsung terpakai pada pekerjaan. Melalui pelatihan dilakukan segenap upaya dalam rangka meningkatkan  kinerja pegawai pada pekerjaaan yang didudukinya sekarang. Pelatihan diarahkan untuk  meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugas mereka saat ini secara lebih baik.
2. 2. 3    Kreatifitas SDM
             Selain Pengembangan Kompetensi SDM melalui pendidikan, dan pelatihan, indonesia jga perlu untuk melahirkan SDM yang memiliki kreatifitas tinggi. Karena perusahan- perusahaan bisnis saat ini sangat mengingnkan SDM yang memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah menjadi peluang (Purhantara, 2012: 2). Jika dikaitkan dengan Organizational Development, peran sentral kreativitas merupakan suatu kemauan kuat organisasi untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan daya saing dan keberlangsungan hidup organisasi (competitive power and sustainable organization), seperti: 1)Cara-cara baru untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif, 2) Menciptakan proses layanan konsumen yang serba cepat, benar, dan akurat dengan basis sistem informasi, 3)Tehnik memberikan kepuasan kepada pelanggan yang berkelanjutan, 4)Cara-cara baru di dalam mengambil keputusan investasi yang lebih menguntungkan kepada stakeholders, 5) Pengembangan struktur organisasi yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan, 6)Pengembangan budaya organisasi yang berbasis pada nilai kewirausahaan, 7) Menciptakan cara-cara baru guna mencapai tujuan organisasi yang lebih efisien dan efektif. (Purhantara, 2012: 4).
            Dibanyak organisasi, terutama pada organisasi atau perusahaan besar dan progresif seperti  Goggle, Facebook, Yahoo, Toyota Corp, Dells Corp, Hp Corp, Samsung, Sumitomo Corp, dan lainlain, telah melaksanakan kreativitas organisasi guna percobaan-percobaan untuk langkah operasional. Oleh karena itu perusahaan- perusahaan ini sangat menyukai SDM yang  bukan saja pandai tetapi juga kreatif.  Ada beberapa alasan mengapa organisasi ini menerapkan aspek kreativitas bagi pengembangan dan perubahan organisasinya. Suatu organisasi yang tidak mampu berubah, dapat dipastikan bahwa organisasi ini akan “mati.” Di lain pihak, organisasi yang terlampau cepat berubah atau hanya berubah demi perubahan itu sendiri, besar kemungkinan pengembangan organisasi yang akan dijalankan menjadi tidak efektif.  Lalu apakahSDM yang memiliki  kreatifitas hanya diperlukan perusahaan bisnis?, tentu saja tidak karena menurut Asman Abnur, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dalam nasional republika, Aparatur Sipil Negara (ASN) harus diisi orang-orang pilihan, yang memiliki kecerdasan, kepintaran dan kreatif. Hal ini diungkapkannya mengingat Indonesia harus menghadapi persaingan ketat secara global. Untuk memenangkan persaingan global, setiap instansi harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat. Mereka juga dituntut untuk mampu menciptakan inovasi secara terus menerus di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta rekayasa sosial. Dengan demikian diharapkan bisa memiliki keunggulan yang kompetitif ke depannya.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Tantangan Bagi SDM indonesia diera digital bukan saja terjadi diperusahan swasta (bisnis) tetapi juga pada SDM instansi pemerintah atau Aparatur Sipil Negara(ASN). Dilingkuan bisnis yang menjadi tantangan bagi SDM indonesia diera digital ini ialah adanya tuntutan para CEO perusahaan yangan mengingkan SDM yang memiliki keahlian khusus mendalam, namun memiliki pemahaman yang luas dan kemampuan menyelesaikan masalah terhadap berbagai isu. Keahlian yang semakin ‘Hybrid’ dan kemampuan untuk berhadapan dengan kompleksitas. Dan bersifat Para pekerja lepas, dan konsultan spesialis. Selain itu adanya pasar barang dan jasa secara bebas mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang ketenagakerjaan.  Sementara bagai ASN tantanagn diera digital ialah berupa tuntutan dari masyarakat yang kini mau dilayani lebih cepat, mudah dan tepat.
            Menghadapi berbagai tantangan yang ada diera digital, maka SDM indonesia perlu melakukan pembenahan dan pemabaharuan melalui penciptaan dan pengembangan jurusan- jurusan baru pada lembaga pendidikan SMK dan Perguruan tinggi, yang sesuai dengan permintaan pasaran kerja. ASN kita juga perlu mendapatkan pengembangan berupa pelatihan dan pendidikan agar dapat menambah kompetensi mereka dalam melayani masyarakat dengan menggunakan sistem pelayan digital. Selain itu SDM Indonesia baik disektor Bisnis maupun ASN perlu utuk melahirkan kreatifitas dalam bekerja.





















Daftar Pustaka

Purhantara,Wahyu, 2012. Menciptakan Organisasi Yang Kreatif. Jurnal Economia
         Nomor 2 Volume 8. STIE Mitra Indonesia.Yogyakarta

Kalangi, Roosje. 2015.Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Kinerja Aparat
          Sipil Negara Di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.
          Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum Volume 2

Hafid, Firdaus. Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui
          Pendidikan Dan Pelatihan. Pusat Kajian dan Pendidikan dan pelatihan  
          Aparatur I. Lembaga Administrasi Negara Makassar

Mcdonnell, Leanne dan Sikander, Arif. 2017.  Skills And Competencies For The
          Contemporary Human Resource Practitioner: A Synthesis Of The
          Academic, Industry And Employers. The  Journal Of Developing Areas
          Volume 51 No. Murdoch University. Australia

Pramudyo, Anung. 2014. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia
         Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean TAHUN 2015. JBMA
        Vol. II, No. 2,  ISSN : 2252-5483 92. YPK.  Yogyakarta

Alafarizi, Muhammad. 2017. Teknologi Digital. Academica Edukasi. Diakses
          28 Desember 2017, Pukul 14 WIB

        pukul 13.00 WIB

        pukul 13.15 WIB


        Diakses 29 Desember 2017, pukul 16.08 WIB

         Diakses 28 Desember 2017, pukul 18.00WIB

          pukul  20. 11 WIB







Tidak ada komentar:

Posting Komentar