BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi digital
diera globalisasi abad ke-21 membawa berbagai dampak dan tantangan bagi
masyarakat dunia. Salah satu dampak dan
tantang terbesar terjadi pada sumber daya manusia. Perusahaan- perusahaan teknologi
dunia dalam abad ini mulai mengembangkan dan memasarkan teknologi canggih
dengan istilah “smart teknologi” yang berfungsi untuk menggantikan peran
manusia. Perusahaan- perusahaan dan juga pemerintah negara berkembang dan
maju pun ikut menyambut dengan baik
hadirnya teknologi canggih tersebut. Salah satu jenis teknologi yang paling
digandrungi baik oleh para pembisnis ataupun pemerintah di zaman ini ialah teknologi digital.
Sehingga saat ini kita memasuki era dimana dikenal dengan era digital, karena
hampir semuah segi kehidupan kita menggunakan teknologi digital.
Teknologi
digital merupakan teknologi yang sistem pengoperasionalannya tidak lagi banyak menggunakan
tenaga manusia, tetapi lebih cenderung pada sistem otomatis
komputerisasi.(Alafarizi, dalam Academika Edukasi 2017). Akibat nya bukan
saja fungsi dari tenaga kerja yang
diambil alih, sehingga perusahaan- perusahaan justru mengurangi tenaga kerja,
tetapi juga diera digital saat ini perusahaan- perusahaan membutuhkan tenaga
kerja dengan kompetensi dan kualitas terbaik yang mampu beradaptasi dan berinovasi
dengan teknologi yang terus berubah. Ditambah lagi dengan terjalinnya hubungan
kerjasama sebagai dampak dari globalisasi saat ini sumber daya manusia disuatu negara bukan saja menghadapi
tantangan akan hadirnya teknologi tetapi
juga sumber daya manusia dari negara lain dibelahan bumi karena mudanya arus
informasi dan transportasi serta hubungan kerjasama antar negara dan regional. Inilah
juga yang kini menjadi tantangan
terbesar bagi sumber daya manusia indonesia,. Semenjak memasuki era Masyarakat
Ekonomi Asean, warga Indonesia bukan
saja bersaing dengan sesama warga negara
indonesia tetapi warga negara asia tenggara lainnya bahkan juga warga Asia ,Eropa, Afrika, Australia dan
Amerika. Sehingga tidak ada solusi lain bagi Indonesia selain memperkuat sumber
daya manusia nya sehingga mampu bersaing dengan Sumber daya manusia dari negara
lain. Berdasarkan uraianya diatas maka dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai apa saja yang menjadi tantangan bagi Sumber daya manusia indonesia
dalam era digital, serta bagaimana cara memperkuat sumber daya kita sehingga
mampu untuk bersaing dan tetap eksis diera digital.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan
pada latar belakang, maka rumusan masalah dala penulisan makalah ini ialah
1. Tantangan
apa saja yang dihadapi oleh SDM indonesia diera digital?
2. Bagaimana cara
memperkuat sumber daya Manusia kita
sehingga mampu untuk bersaing ?
1.3 Tujuan
- Mengkaji apa saja yang menjadi
tantangan yang dihadapi SDM indonesia diera digital
- Menganalisis cara yang dapat
dilakukan untuk memperkuat mutu SDM indonesia sehingga mampu bersaing
diera digital.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tantangan Sumber Daya Manusia Diera Digital
Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya bergantung
dari permodalan secara rill yaitu bentuk uang, namun salah satu hal yang juga
berpengaruh adalah sumber daya manusia yang ada didalamnya. Sumber daya manusia
adalah sekumpulan orang yang menerima perintah atau instruksi untuk kemudian
dilaksankan.(Murtie, 2012: 2). Sementara
Hasibuan dalam Human Capital jurnal menjelaskan arti sumber daya manusia
sebagai kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya. Selanjutnya Sonny Sumarsono (2003:4,)menjelaskan bahwa Sumber
Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah
usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal
lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut
manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.
Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan
ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan atau masyarakat. Berdasarkan beberapa pengertian diatas
dapat kita pahami bahwa Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik
institusi pemerintah maupaun perusahaan swasta.
Perkembangan dalam teknologi dan perubahan global dalam
lingkungan menuntut perubahan dilingkungan bisnis dan juga kini ke
lingkungan institusi pemerintahan.khususnya pada sumber daya manusia. Hadirnya
teknologi digital saat ini membuat perusahaan- perusahaan mulai melakukan
perubahan untuk menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia ke teknologi.
Teknologi digital
merupakan teknologi yang
sistem pengoperasionalannya tidak lagi
banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi lebih cenderung pada sistem otomatis
komputerisasi.(Alafarizi, dalam Academika Edukasi 2017). sehingga pengurangan pegawai pun sering
terjadi saat ini. Selain berdampak pada pengurangan fungsi tenaga kerja manusia
karena digantikan oleh teknologi, perubahan menggunakan teknologi digital juga
dilakukan pada sistem administrasi dan operasional perusahaan. Sehingga SDM yang
dimiliki oleh perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dan menggunakan
teknologi yang ada dan juga SDM dituntut untuk terus belajar dan berinovasi
mengikuti setiap perubahan. Hal- hal inilah yang menjadi tantangan pada SDM
indonesia baik disektor bisnis maupun sektor publik.
2.1.1
Tantangan SDM Sektor Bisnis
Berdasarkan Laporan PwC yang diluncurkan pada
awal bulan desember tahun 2017 dengan judul People strategy for the digital age” menemukan bahwa para CEO
meyakini teknologi berdampak pada seluruh aspek bisnis. Seiring dengan
perombakan total strategi fundamental perusahaan, maka strategi perusahaan
tentang SDM juga harus dirombak. Mereka melihat bahwa teknologi menggerakkan
tidak hanya peluang untuk menggali pasar baru, namun juga ancaman yang mengubah
segalanya di sekeliling mereka. Mulai perubahan perilaku konsumen, sampai
perubahan ekspektasi dari karyawan ketika mencari tempat bekerja. Para CEO
merespon perubahan ini dengan menjajaki model bisnis, sektor dan kemitraan baru
yang tak terduga sebelumnya – dalam upaya agar dapat beradaptasi dengan cepat,
memelihara pertumbuhan perusahaan, serta mempermudah akses agar dapat menemukan
karyawan sesuai keahlian yang mereka perlukan.
Sebagian besar CEO menyetujui bahwa
terdapat tiga perkembangan teknologi yang mengubah tataran bisnis yakni teknologi mobile untuk berhubungan dengan konsumen,
pengumpulan data dan analisa, dan kemanan ciber. Selama ini, para CEO telah
berfokus pada penggunaan teknologi digital sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan efektifitas, menurunkan biaya, serta meningkatkan kepuasan
pelanggan. Sekarang, prioritas utama bagi para CEO adalah perusahaan dapat
mendapatkan keuntungan dan kesempatan dari digital strategi. Namun yang menjadi
hambatannya ialah kurangnya tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keahlian
dibidang digital. Sehingga hal ini telah
menjadi perhatian utama para CEO. Sebesar 73% menyebutnya sebagai ancaman bagi
bisnis mereka, dibandingkan dengan hanya 46% enam tahun yang lalu. Era digital
telah mengubah sesuatu yang awalnya hanya berupa kekhawatiran menjadi suatu
tantangan; 81% CEO mengatakan mereka mencari SDM dengan campuran keahlian yang
lebih luas dari sebelumnya. Perusahaan akan perlu untuk secara cepat dan
efektif, mengembangkan kemampuan organisasi mereka untuk beradaptasi dan
berinovasi.
Revolusi digital membentuk
pendekatan baru terhadap SDM. Survei PWC menemukan bahwa SDM seperti berikut
inilah yang semakin dicari oleh para CEO:
- SDM yang memiliki keahlian
khusus mendalam, namun memiliki pemahaman yang luas dan kemampuan
menyelesaikan masalah terhadap berbagai isu.
- Keahlian yang semakin ‘Hybrid’ dan kemampuan untuk berhadapan dengan
kompleksitas.
- Para pekerja lepas, dan
konsultan spesialisi
Standar SDM yang sesuai dengan kriteria inilah yang
sulit dicapai oleh sumber daya manusia indonesia.
Sehingga ini
menjadi tantangan yang cukup besar, karena saat ini dengan adanya hubungan
kerjasama antar negara memampukan warga negara asing untuk bekerja di
indonesia, sehingga apabila tenaga kerja di indonesia tidak bisa memenuhi
kualifikasi yang diingkan oleh CEO tadi, maka mereka tentu akan menerima tenaga
kerja dari luar. Apalagi degan terbukanya arus informasi dan sistem perekrutan
yang telah berubah kearah digital dengan sistem online, maka warga negara darimanapu
memiliki kesempatan yang sama, asalkan ia memenuhi kriteria. Seperti kita ketahui saat ini indonesia telah
memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang juga menjadi salah satu
tantangan terbesar bagi tenaga kerja indonesia , karena dengan adanya pasar
barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja asing
dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan
tenaga kerja yang semakin ketat di bidang ketenagakerjaan. MEA mensyaratkan
adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga
kerja asing. Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja profesional,
didorong untuk dihapuskan sehingga MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja
asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang selama ini
tertutup atau minim tenaga asingnya. Saat MEA berlaku, di bidang
ketenagakerjaan ada 8 (delapan) profesi yang telah disepakati untuk dibuka,
yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis,
dokter gigi, dan akuntan (Media Indonesia, Kamis, 27 Maret 2014 dalam Paramudio).
Selain mengenai keahlian dan tenaga kerja dari
luar, tantangan selanjutnya bagi SDM indonesia diera digital ialah tuntutan
untuk merubah budaya kerja dan mindset. Neal
Cross, Managing Director and Chief Innovation Officer of DBS
Bank melalui beritasatu, mengatakan
hambatan untuk melakukan transformasi digital bukan terletak pada teknologi,
tetapi bagaimana mengubah mindset manusia (SDM) untuk segera mengubah pemikiran
menyambut era digital saat ini. Hal ini dibutuhkan usaha yang terus menerus,
sehingga transformasi digital bisa segera terwujud. Sementara diera digital
saat ini SDM dituntut untuk dapat
bekerja lebih cepat, tepat dan bagaimana menghasilkan produk baik itu barang
dan jasa yang sesuai dengan permintaan konsumen. Bahkan CEO saat ini
menginginkan perusahaannya memiliki SDM yang mampu untuk membaca dan
menganalisis perubahan trend dan permintaan pasar. Sehingga hanya SDM dengan
kualitas dan keahlian terbaiklah yang akan dipinang oleh perusahaan.
2.1.2 Tantangan SDM Sektor Publik
Pandangan banyak pihak yang
menganggap menjadi Aparatur Sipil Negara(ASN) merupakan sebuah pekerjaan yang
paling kecil tantangan dan tekanannya kini tidak bisa lagi kita benarkan.
Karena kini dengan hadirnya teknologi digital, aparatur sipil negara juga
mengalami tekanan dan tantangan untuk menghadapi berbagai tuntutan perubahan. Sumber daya manusia aparatur birokrasi harus terus berbenah
menghadapi era globalisasi agar tidak kalah dalam persaingan. Pasalnya, era globalisasi
yang sedang menuju pada tahapan megatrend arus globalisasi 2.0 membuat semua
negara saling berlomba mengejar ketertinggalannya. Kepala LAN, Erna irawati
dalam Website berita LAN 25 Juli 2017 mengatakan bahwa Megatrend menuju
globalisasi tahun 2030 saat ini sudah mulai bergerak dengan sangat cepat. Hal
ini ditandai dengan beberapa hal seperti masuknya pengaruh modernisasi dari
dunia barat ke dunia timur yakni dengan pemanfaatan teknologi digital dalam pelayan
publik. Indikasi lain yang menandai derasnya arus globalisasi adalah era
digital atau digitalisasi dihampir semua sektor kehidupan. Perkembangan
teknologi digital saat ini membuat setiap orang terkoneksi dengan hal apapun
yang terjadi bahkan tanpa diminta. Trend
ini harus disadari setiap entitas individu di organisasi, khususnya organisasi
pemerintah agar selalu ambil bagian dalam setiap perubahan yang ada.
tahap ini adalah era kompetisi. Siapa yang mampu berkompetisi dan memiliki
kompetensi dialah yang akan menjadi juara dalam pertarungan.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan
Informasi Publik, Kemenpan dan Reformasi Birokrasi, Herman Suryatman melalui Berita Web RRI, mengatakan kualitas
dari Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap tahun meningkat kendati peningkatannya
belum optimal. Diakui tantangan yang akan di hadapi oleh ASN diera digital dan
IT, sangat berat. Daya saing Indonesia merosot dari peringkat ke-37 tahun lalu
menjadi peringkat ke-41 tahun ini dari 138 negara. Salah satu penyebab
rendahnya daya saing Indonesia adalah birokrasi yang tidak efisien sehingga
menjadi tugas pemerintah untuk merampingkan birokrasi sehingga menjadi
efisien.
Tantangan selanjutnaya bagi ASN
ialah, tuntutan dari masyarakat yang kini mau dilayani lebih cepat, mudah dan
tepat. Diera digital saat ini bukan suatu mengejutkan, kalo masyarakat
menginginkan pelayanna dari birokrasi yang yang berkualitas, efektif dan
efisien, sehingga ASN juga harus berbenah diri. Salah satu solusi untuk dapat
menjawab tuntutan masyarakat ialah dengan menggunakan pelayanan digital. Namun
sayangnya sesuai dengan pernyataan Herman Suryatman , kualitas ASN kita masih
sulit untuk memenuhi tuntutan tersebut.
2.
2 Menjawab Tantangan Era Digital
Berbagai
perubahan diera digital yang menjadi tantangan bagi SDM indonesia baik
disektor bisnis dan Instansi pemerintah tentunya membutuhkan solusi, sebagai
strategi untuk memperbaiki kualitas SDM yang dimiliki sehingga mampu untuk
bersaing dengan SDM dari luar dan mampu untuk berinovasi untuk mengikuti setiap
perubahan yang terjadi. Berikut adalah
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Pemerintah ataupun perusahaan swasta untuk menjawab tantangan
SDM diera digital.
2.
2.1 Lembaga Pendidikan: Pengembangan
Jurusan Baru
Beberapa waktu lalu, presiden Joko widodo
dalam acara diesnatalis universitas Diponegoro menyampaikan,saat ini
universitas harus mengembangkan jurusan- jurusan baru untuk memenuhi SDM yang
sesuai dengan permintaan pasar kerja. Sebelumnya
dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren
Minhaajurrosyidin, Jokowi mengkritik sistem pendidikan di Indonesia. Jokowi
menilai pendidikan Indonesia tidak mengikuti perkembangan zaman, baik di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sampai di level universitas.(Merdeka.com 8
Agustus 2017). Tentunya apa yang disampaikan oleh presiden ini bukan
tanpa alasan, mengingat diera digital saat ini, perusahaan- perusahaan dan juga
instansi pemerintah, membutuhkan SDM dengan kompetensi yang baru yang sesuai
dengan kebutuhan saat ini. Oleh karena itu Sekolah Kejuruan(SMK) dan Perguruan
tinggi khusunya sebagai lembaga pendidikan yang paling utama untuk menyiapkan
SDM dipasaran kerja, harus biasa mengikuti tuntutan dimasanya yang mengingkan
SDM dengan kompetensi yang sesuai, khusunya bagian teknologi. Lebih lanjut
Presiden bahkan menyarankan agar Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) untuk membuka
jurusan baru seperti jurusan mekatronika,
logistik, ritel, atau jurusan animasi. Dan di perguruan tinggi untuk
mengembangkan jurusan baru berupa human development, Pengembangan SDM, ritel
management, logistic management, grand building. Ia menilai jurusan- jurusan
tersebut sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi muda kreatif yang bisa
menghadapi tantangan zaman. Hal ini penting agar SDM kita dapat siap
bersaing dengan SDM dari luar, karena Lembaga pendidikan sudah membentuk dan
mempersiapkan SDM tersebut sesuai standar atau kriteria yang diharapkan.
Mcdonnell dan Sikander (2017)
menyatakan bahwa, Lembaga pendidikan memang menjadi slaah satu yang berperan
penting untuk melahirkan SDM yang sesuai dengan permintaan para HRD perusahaan.
Bahkan dari hasil penelitian mereka di
India yang merupakan sama negara berkembang seperti Indonesia, menyatakan bahwa
saat ini para HRD perusahaan membutuhkan SDM dengan Kompetensi atau ilmu yang
baru, dan juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri . oleh karena ini sudah seharusnya lemba
pendidikan indonesia khusunya Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi
memperbaharui jurusan- jurusan sehingga SDM Indonesia dapat memiliki ilmu dan
kompetensi yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja. Ulrich et al.
2013; Makela et al. 2012) melalui jurnal
ilmiahnya dalam Mcdonnell dan Sikander (2017) menyatakan bahwa saat ini pendidikan sangat
dibutuhkan untuk melahirkan SDM yang memiliki
pengetahuan bisnis yang lebih luas, pengalaman global dan kemampuan
untuk memberikan strategi komunikasi melalui keterampilan
interpersonal yang efektif dan kemampuan untuk memberlakukan perubahan
2.
2. 2 Pengembangan Kompetensi ASN
Sementara itu dilingkungan instansi
pemerintahan, pengembangan kompetensi ASN merupakan cara yang dapat dilakukan
untuk mencetak ASN yang memiliki kompeten untuk menggunakan teknologi digital
dan kecakapan untuk memimpin dan mengelolah SDM yang ada dalam instansi untuk
dapat melayani masyarakat sesuai dengan standar. organisasi pemerintah, di mana
kinerja pegawai terkait erat dengan penyediaan layanan kepada publik. Meskipun
merupakan sebuah organisasi nonprofit, pegawai harus memiliki standar
kualifikasi tinggi karena hal tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas lembaga
pemerintah. Salah satu indikator yang dimiliki oleh pegawai adalah pendidikan.
Faktor-faktor lain dari pengembangan sumber daya manusia memiliki hubungan
dengan kinerja pegawai seperti pengembangan karir, mutasi, promosi pekerjaan,
dan kompensasi. Melalui pengembangan tersebut, pegawai akan bekerja dengan
prinsip transparansi dan profesionalisme (Kalangi, 2015: 2). Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seorang
pegawai membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang
supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama
kariernya. Persiapan karir jangka panjang dari seorang pegawai untuk
serangkaian posisi inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan pegawai. Patrick (2000) dalam Kalangi menjelaskan
bahwa Pelatihan dan pengembangan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
penilaian kinerja. Pengembangan dapat
didefenisikan sebagai pengembangan sistematis pengetahuan, keterampilan dan
keahlian yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan tugas tertentu atau
pekerjaan secara efektif. Pengembangan juga
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, moral pegawai sesuai dengan kebutuhan jabatan.
Tujuan pengembangan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja (Hasibuan
dalam Hafid, 2015:1)
Adapun selain pengembangan, saat
ini pemerintah juga telah melakukan perekrutan ASN dengan latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, yang mengikuti perubahan diera
digital. Sementara selain itu proses pengembangan kompetensi ASN dapat berupa
pelatihan. Pelatihan adalah proses terencana
untuk mengubah sikap/prilaku, pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman
belajar untuk mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah kegiatan atau sejumlah
kegiatan.(Simanjuntak,1985 dalam Hafid ). Pelatihan dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan pegawai baik secara horizontal maupun vertical.
Secara horizontal berarti memperluas keterampilan jenis pekerjaan yang
diketahui, sedangkan vertical memperdalam satu bidang tertentu. Pendidikan
dan pelatihan pegawai memberi kontrbusi pada peningkatan produktivitas,
efektitas dan efisiensi organisasi.Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai harus
diberikan secara berkala agar setiap pegawaiterpelihara kompetensinya untuk peningkatan
kinerja organisasi. Oleh karena ini program pelatihan harus mendapat
perhatian melalui perencanaan kebutuhan diklat bagi pegawai setiap
pegawai. Dalam pelatihan diberikan instruksi untuk mengembangkan keahlian
yang dapat langsung terpakai pada pekerjaan. Melalui pelatihan dilakukan
segenap upaya dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada pekerjaaan
yang didudukinya sekarang. Pelatihan diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugas mereka saat ini secara lebih baik.
2.
2. 3 Kreatifitas SDM
Selain Pengembangan Kompetensi SDM melalui
pendidikan, dan pelatihan, indonesia jga perlu untuk melahirkan SDM yang memiliki kreatifitas tinggi. Karena
perusahan- perusahaan bisnis saat ini sangat mengingnkan SDM yang memiliki daya
kreatifitas yang tinggi. Kreativitas merupakan kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah
menjadi peluang (Purhantara, 2012: 2). Jika dikaitkan dengan Organizational
Development, peran sentral kreativitas merupakan suatu kemauan kuat organisasi
untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan daya saing dan
keberlangsungan hidup organisasi (competitive power and sustainable
organization), seperti: 1)Cara-cara baru untuk pengambilan keputusan yang lebih
efektif, 2) Menciptakan proses layanan konsumen yang serba cepat, benar, dan
akurat dengan basis sistem informasi, 3)Tehnik memberikan kepuasan kepada
pelanggan yang berkelanjutan, 4)Cara-cara baru di dalam mengambil keputusan
investasi yang lebih menguntungkan kepada stakeholders, 5) Pengembangan
struktur organisasi yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan,
6)Pengembangan budaya organisasi yang berbasis pada nilai kewirausahaan, 7)
Menciptakan cara-cara baru guna mencapai tujuan organisasi yang lebih efisien
dan efektif. (Purhantara, 2012: 4).
Dibanyak organisasi, terutama pada
organisasi atau perusahaan besar dan progresif seperti Goggle, Facebook, Yahoo, Toyota Corp, Dells
Corp, Hp Corp, Samsung, Sumitomo Corp, dan lainlain, telah melaksanakan
kreativitas organisasi guna percobaan-percobaan untuk langkah operasional. Oleh
karena itu perusahaan- perusahaan ini sangat menyukai SDM yang bukan saja pandai tetapi juga kreatif. Ada beberapa alasan mengapa organisasi ini
menerapkan aspek kreativitas bagi pengembangan dan perubahan organisasinya.
Suatu organisasi yang tidak mampu berubah, dapat dipastikan bahwa organisasi
ini akan “mati.” Di lain pihak, organisasi yang terlampau cepat berubah atau
hanya berubah demi perubahan itu sendiri, besar kemungkinan pengembangan
organisasi yang akan dijalankan menjadi tidak efektif. Lalu apakahSDM yang memiliki kreatifitas hanya diperlukan perusahaan
bisnis?, tentu saja tidak karena menurut Asman Abnur, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dalam nasional republika,
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus diisi orang-orang pilihan, yang memiliki
kecerdasan, kepintaran dan kreatif. Hal ini diungkapkannya mengingat Indonesia
harus menghadapi persaingan ketat secara global. Untuk memenangkan persaingan
global, setiap instansi harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan
strategis yang sangat cepat. Mereka juga dituntut untuk mampu menciptakan
inovasi secara terus menerus di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta
rekayasa sosial. Dengan demikian diharapkan bisa memiliki keunggulan yang
kompetitif ke depannya.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tantangan Bagi SDM
indonesia diera digital bukan saja terjadi diperusahan swasta (bisnis) tetapi
juga pada SDM instansi pemerintah atau Aparatur Sipil Negara(ASN). Dilingkuan
bisnis yang menjadi tantangan bagi SDM indonesia diera digital ini ialah adanya
tuntutan para CEO perusahaan yangan mengingkan SDM yang memiliki keahlian
khusus mendalam, namun memiliki pemahaman yang luas dan kemampuan menyelesaikan
masalah terhadap berbagai isu. Keahlian yang semakin ‘Hybrid’ dan kemampuan untuk berhadapan dengan
kompleksitas. Dan bersifat Para pekerja lepas, dan konsultan spesialis. Selain
itu adanya pasar barang dan jasa secara bebas
mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia
sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang
ketenagakerjaan. Sementara
bagai ASN tantanagn diera digital ialah berupa tuntutan dari masyarakat yang kini mau dilayani lebih cepat,
mudah dan tepat.
Menghadapi
berbagai tantangan yang ada diera digital, maka SDM indonesia perlu melakukan
pembenahan dan pemabaharuan melalui penciptaan dan pengembangan jurusan-
jurusan baru pada lembaga pendidikan SMK dan Perguruan tinggi, yang sesuai
dengan permintaan pasaran kerja. ASN kita juga perlu mendapatkan pengembangan
berupa pelatihan dan pendidikan agar dapat menambah kompetensi mereka dalam
melayani masyarakat dengan menggunakan sistem pelayan digital. Selain itu SDM
Indonesia baik disektor Bisnis maupun ASN perlu utuk melahirkan kreatifitas
dalam bekerja.
Daftar Pustaka
Purhantara,Wahyu,
2012. Menciptakan Organisasi Yang Kreatif. Jurnal Economia
Nomor 2 Volume 8. STIE Mitra
Indonesia.Yogyakarta
Kalangi,
Roosje. 2015.Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Kinerja Aparat
Sipil Negara Di Kabupaten Kepulauan
Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum
Volume 2
Hafid, Firdaus. Pengembangan
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui
Pendidikan Dan Pelatihan. Pusat Kajian dan Pendidikan dan pelatihan
Aparatur I. Lembaga Administrasi
Negara Makassar
Mcdonnell, Leanne dan Sikander, Arif.
2017. Skills And Competencies For The
Contemporary Human Resource Practitioner: A Synthesis Of The
Academic, Industry And Employers. The
Journal Of Developing Areas
Volume 51 No. Murdoch University. Australia
Pramudyo, Anung. 2014. Mempersiapkan Sumber
Daya Manusia Indonesia
Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean TAHUN 2015. JBMA
Vol. II, No. 2, ISSN : 2252-5483
92. YPK. Yogyakarta
Alafarizi, Muhammad. 2017. Teknologi Digital. Academica
Edukasi. Diakses
28 Desember 2017,
Pukul 14 WIB
pemkab-purwakarta-butuh-ribuan-asn.
Diakses 29 Desember 2017,
pukul 13.00 WIB
https://www.pwc.com/id/en/media-centre/press-release/2015/indonesia/era-
digital-menuntut-perombakan-strategi-sdm.html.
Diakses 29 Desember 2017,
pukul 13.15 WIB
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3332688/sdm-indonesia-harus-siap-bersaing-di- era-digital. Diakses 28 Desember
2017, pukul 18.47 WIB
Diakses 29 Desember 2017, pukul 16.08
WIB
Diakses 28 Desember 2017, pukul
18.00WIB
pukul
20. 11 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar